BUMDES ACADEMY

BUMDES Academy adalah salah satu produk pelatihan dan inkubasi yang dikembangkan oleh PT Usaha Desa Sejahtera. Model pelatihan BUMDES Academy ini kami desain khusus untuk membantu desa-desa mengembangkan BUMDesa-nya, PT Usaha Desa Sejahtera (Usdes) menciptakan terobosan berupa Pelatihan BUMDesa dengan konsep terpadu bagi seluruh desa se-Indonesia. Pelatihan Usdes memadukan metode in class, outdoor, kunjungan ke desa dan obyek sesuai kebutuhan peserta sekaligus menyediakan ruang interaksi langsung peserta dengan para pegiat BUMDesa yang telah berhasil.

Seluruh proses pelatihan digelar dengan atmosfir pedesaan sehingga peserta langsung merasakan situasi sosial yang sesungguhnya. Target Pelatihan Usdes bukan hanya memberi pemahaman wacana melainkan memberikan cara, solusi dan pilihan pada masing-masing peserta dan memastikan seusai pelatihan peserta siap beraksi mengembangkan BUMDesa-nya menjadi lembaga yang mampu menciptakan kesejahteraan bagi warga. Pelatihan BUMDES Academy telah dilaksanakan 25 Angkatan dengan jumlah peserta lebih dari 6000 orang dengan latar belakang yang berbeda. Pelatihan ini dilakukan dibeberapa daerah seperti di Gresik, Lubuk Linggau, Mahakam, Sleman, Solo, Sumba, Gresik, Sulawesi Tengah, Banjarnegara, dan beberapa daerah lainnya. 

 

MODUL 16 JAM BUKA USAHA DI DESA

Mencari ide bisnis mungkin bukan sesuatu yang sulit. Relatif mudah dan siapa saja bisa melakukannya. Namun, kenyataannya tidak semua ide bisnis itu mudah dilakukan. Beberapa faktor penghambat nya misalnya peluang pasarnya tidak cukup banyak untuk dijadikan bisnis yang menguntungkan, sumbe rdaya dan keterampilan yang tidak memadai, tim yang tidak siap untuk menjalankan ide bisnis dan faktor penghambatlainnya yang membuat ide bisnis tak kunjung bisa dieksekusi. Terlebih lagi jika sebuah usaha akan dilakukan di desa, akan lebih banyak lagi tantangan yang ditemukan.

Pelatihan 16 jam Buka Usaha di Desa merupakan salah 1 program pelatihan yang dimiliki oleh Usaha Desa guna membekali para wirausaha baru di desa yang membutuhkan kiat-kiat dalam menyusun usaha, seperti menentukan ide usaha, membangun sistem, belajar branding dan marketing guna meningkatkan omset, bagaimana meningkatkan SDM dan produktivitas, pentingnya menyimpan pencatatan (record keeping), manajemen stock, pemasaran serta mereposisi model bisnis yang dimiliki para wirausaha.

Modul 16 Jam Buka Usaha di Desa juga telah diimplementasikan menjadi program pelatihan yang dilaksanakan oleh Kementerian Desa dan PDT di Bali, Belitung, Lubuklinggau, dan Sentul-Bogor. Kementerian Sosial juga banyak melatih pendamping program KUBE dengan pelatihan 16 Jam Buka Usaha di Desa agar nantinya para pendamping dapat mengimplementasikan dan membagikan ilmu dari pelatihan ini kepada para penerima manfaatan program KUBE.

Bersama Kementerian Sosial pelatihan 16 Jam Buka Usaha di Desa dilakukan di Solo, Purwokerto, Bali, Surabaya, Bekasi dan Cirebon. Bersama-sama dengan beberapa lembaga non pemerintahan pelatihan 16 Jam Buka Usaha di Desa juga dilaksanakan di beberapa daerah seperti bersama Kompak dan Bank Bri di Pacitan, bersama Kompak di Sumbawa, dan berpartisipasi dalam Inkubasi Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) dari Youth Studies Center (You Sure) FISIPOL UGM.

 

PANDUAN BUDIDAYA KEDELAI LESTARI

Rendahnya produktivitas kedelai di Indonesia salah satunya disebabkan oleh praktik-praktik pertanian yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan kedelai yang cukup tinggi tersebut, harus disertai dengan praktik-praktik produksi kedelai yang memenuhi syarat dari skala ekonomi. Informasi terkait budidaya kedelai yang baik seringkali tidak tersampaikan dengan sempurna di tingkat petani. Untuk menyikapi peluang peningkatan ekonomi ini, para pemangku kepentingan melihat perlunya upaya yang tepat untuk meningkatkan kompetensi dengan cara memberikan pelatihan kepada petani kedelai. Usaha Desa bersama Nestle dan PRISMA melakukan riset dan merancang suatu sistem pelatihan mengenai budidaya kedelai.

Pelatihan budidaya kedelai dilaksanakan di Banyuwangi pada tanggal 30 Oktober sampai dengan 2 November 2018. Kegiatan ini diikuti oleh para petani kunci yang ada di desa Krajan, Sumbersari, Purwoharjo, Banyuwangi. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pendampingan dan pelatihan ujicoba panduan budidaya kedelai yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Kedelai : Kedelai

 

Proses pelatihan menghasilkan buku Panduan Budidaya Kedelai Lestari sebagai acuan dalam memberikan pelatihan dan bimbingan teknis pada petani serta dapat memperkuat sistem pelatihan dan pendampingan serta penyuluhan terpadu antara penyuluh pemerintah, akademisi, swadaya (komunitas perkedelaian, lembaga swadaya masyarakat, gapoktan, dan lain-lain), dan pihak swasta (industri pengolahan berbahan baku kedelai). Panduan Budidaya Kedelai Lestari menjadi bentuk upaya menciptakan kemandirian masyarakat untuk meneruskan apa yang telah dimulai tim Usaha Desa, Nestle dan PRISMA.

 

PANDUAN PENGEMBANGAN EKONOMI DESA

Usaha Desa berhasil berkolaborasi dengan MCAI & Kemendes PDT dalam menyusun buku Strategi Pengembangan Ekonomi Desa. Panduan pengembangan ekonomi desa ini diperuntukkan bagi pemerintah desa, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dan kelompok usaha lainnya di desa. Panduan disusun untuk memudahkan pemerintah desa menemukan kunci perencanaan kegiatan ekonomi di desanya, sehingga menciptakan kesejahteraan bagi warga. Salah satu kunci memberdayakan ekonomi desa adalah Pemerintah Desa harus menjalankan fungsi sebagai perancang (arsitek) pengembangan ekonomi desa. Sebagai arsitek ekonomi, maka pemerintah desa bertugas untuk merancang program dengan terlebih dahulu melakukan survei kebutuhan pasar, dan menemukan peluang yang bisa dikembangkan di desanya sesuai potensi yang dimiliki desa.

Dalam hal ini, BUMDesa adalah instrumen atau alat yang berperan menjalankan program membangun kesejahteraan desa yang telah selesai digodok di desa. Semua rancang bangun program harus bersumber dari desa dan bukan bergerak sendiri-sendiri. Buku panduan ini dimaksudkan sebagai pemandu bagi pemerintah desa dan pengurus BUMDesa mengenai bagaimana menjalankan amanat sebagai perancang bangun ekonomi desa, serta menjalankan kebijakan pembangunan desa.  

Pelatihan Branding dan Marketing Desa Bejiharjo

 
Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) merupakan program  fasilitasi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa, Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, Transmigrasi Republik Indonesia (Kemesdes PDTT RI) untuk mendorong pengembangan produk unggulan desa melalui model kemitraan pemerintah-masyarakat-swasta di Desa, yang melibatkan Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat Desa (KUEMD), BUM Desa, dan pelaku bisnis profesional yang didukung pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan perkembangan ekonomi guna mengurangi kemiskinan di pedesaan.
 
Desa Bejiharjo atau yang lebih terkenal dengan Goa Pindul merupakan salah satu desa terbaik penerima dampak program PIID-PEL. Dalam kegiatan ini, Usaha Desa berperan sebagai inkubator yang memastikan seluruh proses berjalan dengan baik serta melakukan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas penerima manfaat.